Oleh: TGH. DR. Miftah el-Banjary, MA
(Pensyarah/Pengajar dan Pemegang Sanad Dalail Khairat ke-14)
Imam al-Jazuli adalah seorang Imam yang alim dan dikenal sebagai seorang wali Allah yang tinggi martabat kewaliannya sebagai Quthub [pemuka para wali Allah] di zamannya berkah kitab shalawat yang dikarangnya; “Dalail al- Khairaat wa Syawaariq al-Anwaar fi Zikr Shalawaat an-Nabi al-Mukhtaar”.
Nasab Imam Muhammad Ibn Sulaiman al- Jazuli
Adapun nasabnya adalah Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman bin Abdurrahman bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Ya’la bin Yakhluf bin Musa bin ‘Ali bin Yusuf bin Isa bin Abdullah bin Jundur bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin Isma’il bin Ja’far bin Abdullah bin Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah.
Beliau dilahirkan di Jazulah yaitu di sebuah kabilah dari Barbar di pantai negeri Maghribi (Maroko) Afrika. Beliau belajar di Fez, yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Mesir.
Jarak antara Fez dan Mesir kira-kira 36 derajat 17 daqiqah atau sekitar 4.064 km. Di kota Fez beliau belajar hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian beliau mengarang kitab “Dalail al Khairat”.
Kiprah Dakwah al-Imam al-Jazuli
Sebagai seorang pemuka ulama sufi di zamannya, Imam al-Jazuli dinisbahkan sebagai pengikut Thariqah Syekh Abu Hasan as-Syadzily. Demikian pula, pengarang Qasidah al-Burdah Imam al-Bushiri dan gurunya Imam Abu Abbas al-Mursi serta Syekh Ibn Athaillah al-Iskandary dinisbahkan pula sebagai pengikut dari Thariqah as-Syadziliyyah.
Syekh Muhammad Al-Jazuli pada mulanya mulai mendidik para muridin di pinggiran Asafi di mana banyak sekali orang yang sadar dan bertaubat atas bimbingannya. Dzikirnya begitu terkenal, tersebar dan diamalkan orang-orang di berbagai negeri dan nampaklah keistimewaan yang besar dan karamah-karamahnya.
Syekh Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuli senantiasa berpegang teguh terhadap hukum-hukum Allah Swt dengan melaksanakan ajaran al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. Kemudian, beliau pindah dari Asafi ke suatu tempat yang terkenal dengan Afrigal. Di sana beliau membangun masjid dan menetap di tempat itu untuk tetap mendidik dan membimbing para muridin ke jalan yang benar sesuai petunjuk Allah.
Jelaslah cahaya keberkahan beliau, nampaklah tanda-tanda kemuliannya dengan semakin banyak para murid dan orang-orang berguru padanya. Beliau juga mengirim para murid-muridnya ke berbagai negeri untuk berdakwah. Tercatat jumlah dari pengikut Imam Jazuli di masanya mencapai 12.665 orang di mana ke semuanya itu bisa mendapatkan fadhilah menurut kadar martabat dan kedekatan mereka dengan Syekh Muhammad al-Jazuli.
Karamah Imam al-Jazuli
Al-Imam al-Jazuli wafat ketika sedang tengah menunaikan shalat Subuh pada sujud yang pertama (atau pada sujud yang kedua menurut satu riwayat) tanggal 16 Rabi’ul Awwal 870 H. Beliau dimakamkan setelah waktu shalat Dzuhur pada hari itu juga di tengah masjid yang ia bangun.
Sebagaimana yang dikisahkan oleh Fadhilat as-Syaikh Usamah bin Sa’id al-Mansy bahwa salah satu karomah dari Imam Jazuli seperti karomah pejuang Uhud; Sayyidina Hamzah bin Abi Thalib ra. Syekh Usamah menceritakan bahwa diperkirakan setelah 77 tahun Imam Jazuli dimakamkan di kota Fez, pernah terjadi konflik antara penduduk Fez dan Marakesy.
Penduduk Marekesy menuntut agar makam Imam Jazuli dibongkar dan dipindahkan ke kota Marekesy, disebabkan tanah kelahiran Imam Jazuli sendiri berasal dari Marekesy. Namun, penduduk kota Fes menolak, sehingga terjadilah konflik kedua belah pihak.
Untuk mengakhiri konflik tersebut, akhirnya tetaplah diputuskan bahwa makam Imam Jazuli memang harus tetap dipindahkan dan dikembalikan ke tanah kelahirannya di tanah kelahiranya tersebut.
Manakala makam Imam Jazuli dibongkar –Allah Swt tampakkan salah satu karomahnya- kubur beliau yang telah lama dikunjungi penziarah selama kurang lebih 77 tahun itu pun menebarkan aroma wangi dari dalam kubur.
Setelah dibongkar, ternyata jasad Imam Jazuli tidak lah mengalami perubahan apa-apa, kain kafannya masih sangat utuh dan bersih, jasad beliau masih masih basah dengan bekas basuhan air wudhu, seperti baru kemarin sore dimakamkan.
Begitu pula, rambut dan jenggotnya masih nampak bersih dan lembab. Bahkan, menurut riwayat orang-orang yang menghadiri pembongkaran makamnya tersebut menyaksikan ketika kulitnya tergores benda tajam, masih tetap mengeluarkan darah segar. Masya Allah!
Akhirnya, rencana pembongkaran itu pun dibatalkan. Sejak ratusan tahun yang lalu hingga sampai hari ini, makam Imam Jazuli di kota Fez itu pun tidak pernah sepi diziarahi oleh kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia yang mereka mengenalnya dari karangan shalawat fenomenal tersebut; Kitab Dalail Khairat yang sangat mendunia ini.
0 Comments