Sejarah Penyusunan Dalail Khairat

Friday, 2 July 2021

Oleh: TGH. DR. Miftah el-Banjary, MA

(Pensyarah/Pengajar dan Pemegang Sanad Dalail Khairat ke-14)

Mengenai awal sejarah penyusunan Mushaf Dalail Khairat ini, ada peristiwa yang unik dan menarik dibalik kisah penyusunnya oleh al-Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuly.

Dikisahkan pada suatu hari, Imam Jazuli sedang dalam perjalanan menuju Mekkah untuk berhaji. Di tengah perjalanan di gurun pasir telah tiba waktu shalat Zuhur. Imam Jazuly singgah di sebuah perkampungan untuk mengambil wudhu dan berniat shalat Zuhur di sana.

Al-Imam Jazuly menemukan sebuah sumur tua yang terletak tak jauh dari sebuah rumah penduduk. Namun, disebabkan airnya yang dangkal dan sumur yang sangat dalam mengharuskan beliau menggunakan timba. Akhirnya, Imam Jazuli berupaya mencari pinjaman timba yang siapa tahu ada yang berkenan meminjamkannya. Di tengah kebingungan Imam Jazuly mencari air itu, tiba-tiba muncullah seorang anak perempuan yang menawarkan bantuan.

“Ya Syekh, mengapa Anda nampak bingung berputar-putar di sekitar sumur. Apa yang hendak Anda lakukan? Apa yang bisa saya bantu untuk Tuan?”

”Aku Imam Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuli. Aku ingin menunaikan shalat Zuhur, akan tetapi aku tidak mendapatkan timba untuk mengambil air di sumur ini!” jawab Imam Jazuli menjelaskan kesulitan yang tengah dihadapinya.

“Apakah dengan nama Anda yang sudah terkenal itu, Anda tidak bisa hanya sekedar mendapatkan air wudlu dari dalam sumur? Tunggulah sebentar!” ujar anak kecil itu.

Kemudian anak kecil itu mendekat ke bibir sumur dan meniupnya sekali, tiba-tiba airnya mengalir dan memancarkan luapannya hingga keluar ke bibir sumur. Tentu saja, peristiwa ajaib itu mengundang ketakjuban dan keterpesonaan ulama terkemuka itu.

Usai berwudlu dan menunaikan shalat, Imam Jazuli bergegas mendatangi rumah anak perempuan kecil itu. Sesampainya di sana, Imam Jazuli mempertanyakan tentang rahasia karomah yang dimiliki oleh anak perempuan itu.

”Wahai anak perempuanku, demi Allah dan kemahaagungan-Nya yang menciptakan kamu dan menunjukkan kepadamu terhadap Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasulmu yang diharap-harapkan syafaatnya, aku mohon engkau berkenan menceritakan kepadaku dengan amalan apakah kamu bisa mendapatkan martabat yang tinggi ini, sehingga kau dapat mengeluarkan air dari sumur tanpa menimba?”

Anak perempuan kecil itu menjawab: “Kalaulah tidak karena sumpahmu itu wahai Syekh, tentulah aku tidak mau menceritakannya. Saya mendapatkan keistimewaan yang demikian itu disebabkan aku sering memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.”

Allaahumma shalli `alaa man kaana idzaa masyaa fi ‘l-barri ‘l-aqfari ta`allaqati ‘l-wuhuusyu bi adz-yaalihi. Allaahumma shalli `alayhi wa `alaa aalihii wa shahbihii wa sallim tasliimaan.

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada yang apabila berjalan di daratan, hewan liar meliuk-liukkan ekornya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepadanya dan atas keluarganya.”

Sejak peristiwa menakjubkan tersebut, Imam Jazuli bersumpah untuk memperbanyak bershalawat pada Rasulullah Saw serta menyusun kumpulan shalawat Nabi yang beliau ingin persembahkan bagi umat Islam. Dari kesungguhan itulah, lahirlah karya kumpulan redaksi shalawat agung yang beliau kumpulkan dari berbagai hadits-hadits shahih, shalawat para sahabat, para tabi’ien dan tabi’it tabi’ein, para awliya, para imam hingga para ulama di zamannya

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× Chat via WhatsApp!